0
HUMAS / PUBLIC RELATIONS DALAM STRUKTUR ORGANISASI
Posted by Unknown
on
2:57 AM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan
masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan,
direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara
sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR) adalah sebuah seni
sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan
konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan
melaksanakan program-program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik
institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.
Organisasi
merupakan suatu system, mengoordinasi aktivitas, dan mencapai tujuan bersama.
Organisasi merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan kompleks. Di dalamnya
terdapat berbagai elemen system yang saling berkaitan dan setiap elemen
memerlukan interaksi agar organisasi sebagai system dapat mencapai tujuannya.
Humas sebagai
salah satu aspek dari system organisasi berperan serta membantu mengelola
interaksi organisasi dengan komponen-komponennya. Ada beberapa factor yang
mempengaruhi keberadaan humas dalam struktur organisasi, yaitu besar kecilnya
organisasi, dan kemauan pemimpinnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penyusun
dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimana
konsep publik relations?
2.
Apa
peran humas dalam organisasi?
C. Tujuan
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penyusun dari beberapa
masalah yang telah dirumuskan:
1.
Untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen HUMAS dan Pelayan Publik;
2.
Untuk
mengetahui dan memahami konsep publik relations;
3.
Untuk
mengetahui dan memahami peran HUMAS dalam organisasi.
D. Metode Penulisan
Dalam
penyusunan makalah ini pemakalah menggunakan metode studi pustaka, yaitu
dengan membaca beberapa literatur yang
berhubungan dengan pokok bahasan, serta mencari informasi melalui internet.
E. Sistematika Penulisan
Dalam menyusunan makalah ini, penulis menyusun secara sistematis
supaya isi makalah dapat dipahami. Makalah ini terdiri dari 3 BAB, yaitu :
I.
Pendahuluan, yaitu latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan;
II.
Pembahasan, yaitu konsep
organisasi publik relations/HUMAS, peran HUMAS dalam organisasi;
III.
Penutup, yaitu
simpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Organisasi Public Relation/Humas
1. Makna Organisasi Public Relation/Humas
Istilah
organisasi berasal dari bahasa latin organize,
yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lain
saling bergantung. Diantara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada
juga yang menamakan sarana.
Everet M. Rogers (1978) mendefinisikan organisasi sebagai sistem
yang mapan dari mereka yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, melalui
jenjang kepangkatan dan pembagian tugas.[1]
Robert Bonnington (1972) mendefinisikan organisasi sebagai sarana
tempat manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui
pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Pada prinsipnya komunikasi organisasi, menurut Wiryanto (2005),
adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok
formal ataupun informal dari suatu organisasi.[2]
Korelasi antara ilmu komunikasi hubungan masyarakat dengan
organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia
yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi
mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode
dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai bagaimana prosesnya,
faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat, dan sebagainya.
2. Struktur dan Desain Organisasi PR
Robbins (2007)
mendefinisikan struktur organisasi sebagai penentuan dan pengelompokan
pekerjaan secara formal.[3]
Dalam kapasitasnya, struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara
berbagai komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi formal, struktur
direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara
berbagai komponen sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif. Adapun pada organisasi informal, struktur organisasi
adalah aspek system yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat
interaksi peserta.
Struktur
organisasi-organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang karena
struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota
organisasi.
Pada umumnya,
orang akan menganggap struktur sama dengan desain organisasi. Padahal, desain
organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan menciptakan struktur
untuk mecapai tujuan organisasi. Jad, struktur merupakan hasil dari proses
desain.
Proses desain
merupakan suatu kegiatan yang bersifat kontinu, dan dirancang oleh manajer.
Dalam konteks desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses
penentuan keputusan untuk memilih alternatif keranka kerja jabatan, proyek
pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tinadakan-tindakan
yang dipilih akan menghasilkan struktur organisasi.
3. Model Struktur Organisasi Kehumasan
Model struktur kehumasan digambarkan
Cutlip sebagai berikut:[4]
Gambar : Model Struktur Organisasi Kehumasan
Sumber:
diadaptasi dari Cutlip, M. Scott dan Center, H. Ellen (1971)
Sebuah departemen Public Relation dikepalai oleh seorang “Direktur
Public Relation” terutama pada perusahaan besar. direktur ini dijabat oleh
seorang wakil presiden atau jabatan yang lebih luas, yaitu “wakil presiden
komunikasi perusahaan”. Dalam hal yang terakhir, tanggung jawabnya mungkin juga
termasuk supervisi bidang advertensi dan pemasaran.
Dibawah
direktur ini, sebuah departemen biasanya dibagi menjadi seksi-seksi dan menjadi
subseksi, setiap manajer seksi meapor pada direktur. Setiap seksi mengurusi
bidang tertentu, seperti, hubungan pers, hubungan investor, urusan pelanggan,
hubungan karyawan, dan urusan sosial.
4. Kedudukan dan Fungsi PR /Humas dalam Stuktur Organisasi
Kedudukan
humas dan kewenangan petugasnya dalam organisasi tidak selalu dapat dinyatakan
dengan tegas. Menurut John Tondowijojo, jika humas di akui sebagai bagian jajaran
kebijakan pimpinan, humas harus berada langsung dibawah direksi. Humas harus
mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan sehingga ia harus berada dipihak yang
berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran manajemen. [5]
Keberhasilan suatu organisasi harus disertai dengan kesuksesan
membangun relasi dengan seluruh komponen yang terlibat dalam sebuah sistem yang
dijalani, baik secara internal maupun eksternal. Misalnya, sebuah perusahaan
selalu memperhatikan “suara” atau “tanggapan” dari para konsumen atau pelanggannya.
Hal ini penting karena suatu produk/jasa yang telah diberikan akan mendapat
direspon oleh penggunannya.
Dalam ilmu komunikasi, respon yang terjadi disebut sebagai feedback
(umpan balik) yang akan menjadi bahan masukan (input) dan evaluasi dalam rangka
menjaga keberlangsungan organisasi kedepan.
Menurut Effendy, adanya feedback menandakan bahwa komunikasi telah
berlangsung secara proporsional. Komunikasi dua arah sudah terjalin dengan baik
sehingga persoalan yang dihadapi konsumen dapat diketahui perusahaan, untuk
kemudian perlu disampaikan penjelasan sehingga pada akhirnya terjadi
pemahaman/pengertian bersama.
Oleh sebab itu, subunit organisasi yang disebut humas penting
dimiliki disetiap lingkungan kerja. Humas merupakan jembatan atau penghubung antara
organisasi dengan public sebagai pengguna produk/jasa, terutama jika terjadi
tanggapan berupa respon atas segala aktivitas ataupun produk kerja yang telah
dilakukan/diberikan oleh organisasi/perusahaan (fungsi eksternal).
Demikian
halnya untuk memperkukuh keberadaan organisasi, para pekerja dibidang kehumasan
bertugas menjaga harmonisasi (fungsi internal) sehingga sistem dan mekanisme
kerja menjadi kondusif demi mencapai tujuan organisasi. Karena pada hakikatnya
humas adalah aktivitas komunikasi maka sebenarnya tujuan humas dapat
dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan
kognisi, afeksi, dan perilaku komunikasinya. Kata “relations” menunjukan kata
kerja aktif maka harus dilihat dari dua kepentingan, yaitu organisasi dan
publik sehingga tujuan humas adalah terpelihara dan terbentuknya saling
pengertian (aspek kognisi), menjaga dan membentuk saling percaya (aspek
afeksi), dan memelihara serta menciptakan kerja sama (aspek psikomotoris).
B. Peran Humas dalam Organisasi
1. Peran HUMAS sebagai Manajer
Peran humas
dalam suatu organisasi dapat terbagi dalam empat kategori berikut ini [6]:
a.
Expert
Preciber (ahli atau penasehat manajemen)
Praktisi humas dianggap sebagai
seorang ahli yang bisa memberikan solusi bagi permasalahan humas sebuah
organisasi dan manajemen.
b.
Communications
Facilitator
Praktisi humas bertindak sebagai
perantara, penghubung, penerjemah serta mediator, dan menjaga terwujudnya
komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya.
c.
Problem
Solving Process Facilitator
Humas dilibatkan dalam memecahkan
masalah organisasi meskipun perananya masih dalam koridor komunikasinya.
2. Peran Spesialisasi Dunia Kerja
Peran dalam
pekerjaan tidak bisa dianggap sepele karena membutuhkan ketelian dan keuletan
sehingga menghasilkan pencapaian yang maksimal dalam hal berikut.
a.
Menulis
dan mengedit rilis berita dalam bentuk cetak atau siaran, cerita feature,
newslatter untuk karyawan dan stakeholeder eksternal, korespodensi, pesan
website dan pesan media online lainnya.
b.
Hubungan
media dan penempatan media : mengontak media koran, majalah, penulis freelance,
dan publikasi dagangan agar mereka memublikasikan atau menyiarkan berita dan
feature tentang organisasi yang ditulis oleh organisasi itu sendiri atau oleh
orang lain.
c.
Riset
: mengumpulkan informasi tentang opini publik, tren, isu yang sedang muncal,
iklan politik dan peraturan-peraturan perundangan, liputan media, opini
kelompok kepentingan, dan pandangan lain berkenaan dengan stakeholder
organisasi.
d.
Manajemen
dan admimistrasi : menetukan kebutuhan, menentukan prioritas, mendefinisikan
publik, setting dan tujuan, serta mengembangkan strategi dan taktik, menata
personel, anggran, dan jadal program.
e.
Konseling
: memberikan saran pada manajemen dalam masalah sosial, politik, peraturan,
berkonsultasi dengan tim manajemen mengenai cara menghindari atau merespons
krisis, dan bekerja bersama pembuatan keputusan kunci untuk menyusun strategi
untuk mengelola atau merespon isu-isu yangsensitif dan kritis;
f.
Acara
spesial : mengatur atau mengelola konferensi pers, konvensi, open house,
pemotongan pita dan grand opening, mengadakan kontes, program penghargaan, dan
kegiatan khusus lainnya;
g.
Pidato
; melatih orang untuk memberikan kata
sambutan dan mengelola biro juru bicara untuk menjelaskan flatfom organisasi di
depan audiens penting;
h.
Produksi
: membuat saluran komunikasi dengan menggunakan keahlian dan pengetahuan
multimedia, termasuk seni, tipografi, fotografi, dan tata letak
i.
Training
: mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain untuk menghadapi media dan tampil
dihadapan publik;
j.
Kontak
: sebagai penghubung (liason) dengan media, komunitas, dan kelompok internal
dan eksternal lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Korelasi
antara ilmu komunikasi hubungan masyarakat dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai
tujuan organisasi itu;
2.
Struktur
organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian
organisasi, dan proses desain merupakan suatu kegiatan yang bersifat kontinu,
dan dirancang oleh manajer;
3.
Humas
adalah aktivitas komunikasi maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan
dengan tujuan komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi,
dan perilaku komunikasinya;
4.
Peran
HUMAS sebagai manajer : Expert Preciber
(ahli atau penasehat manajemen), Communications Facilitator, dan Problem
Solving Process Facilitator;
5.
Peran
spesialis dalam dunia kerja : menulis dan mengedit rilis berita dalam bentuk cetak
atau siaran, hubungan media dan penempatan media, riset, manajemen dan
administrasi, konseling, acara spesial, pidato, produksi, training, dan kontak.
DAFTAR PUSTAKA
Everett M. & Rekha Agrawala-Roger.Communication in Organization.New
York:
The FreePress.1976
Mukarom, Zainal dan Muhibudin Wijaya Laksana.Manajemen
Publik Relations.
Bandung:Pustaka Setia).2015
Robbins dan
Judge.Perilaku Organisasi.Jakarta:
Salemba Empat.2007
Tondowijojo,
John.Kedudukan Humas dalam Organisasi.Bandung:Remaja Rosda
Karya.2004
Wiryanto.Komunikasi Organisasi.Jakarta:
Gramedia.2005
[1] Everett M. & Rekha
Agrawala-Rogers, Communication in
Organization, (New York: The Free
Press), 1976,
hlm. 115
[2] Wiryanto, Komunikasi Organisasi, (Jakarta:
Gramedia), 2005, hlm. 73
[3] Robbins dan Judge, Perilaku
Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat), 2007, hlm. 172
(Bandung:Pustaka Setia), 2015, hlm. 136
[5] John Tondowijojo, Kedudukan
Humas dalam Organisasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya), 2004,
hlm. 122.